Ketika saya menulis diblog Tarian Naga farm
tentang “Kriteria Harga Ideal Lancuran di Kandang” ada beragam tanggapan
dari rekan rekan baik lewat pesan singkat (SMS), bbm, atau pesan lewat
media online yang saya ikuti, tapi dari semuanya ada salah satu pertanyaan dari
rekan “..R….” yang menggelitik saya,.....
dengan sedikit nada protes beliau bertanya yang intinya dengan Rp satu juta apakah kita bisa mendapat indukan ( pacek & babon) berkualitas, pertama saya jawab: ditulisan saya hanya contoh saja pak, jadi bapak bisa mengkorelasikan dengan harga indukan yang lebih tinggi(mahal) untuk contoh biaya penyusutan indukan,…tapi beliau tetap mengejar saya dengan pertanyaan yang pada intinya “pasti jenengan(penulis) punya rahasia bagaimana dengan pacek dan indukan berharga murah tapi menurunkan anakan berkualitas bagus seperti contoh di video Youtube anda dengan ID Bos Tumo…”
Kemudian saya jawab (mungkin ini merupakan
senjata rahasia sebagian peternak juga…he…he…) untuk indukan betina(babon)
untuk trah Bangkok, kami pakai betina dari trah Tumo yang sudah BEP( bernilai
nol rupiah) sejak dulu, kemudian kami kawin silangkan dengan pejantan dari luar
untuk menutup kekurangannya dan menghasilkan betina betina pilihan dan terseleksi,
sedang biaya pakan betina betina pilihan dikandang tersebut sudah kami bebankan
ke saudara jantan dan anakan jantan yang sudah kami jual sehingga semua biaya sudah
tertutupi, dan dalam sepuluh tahun terakhir kami hanya membeli tidak
lebih dari enam ekor betina dari luar kandang kami itupun lewat seleksi kami
dan sebagian besar adalah betina berdarah birma dan juga trah pakhoy untuk
pengembangan ternak berikutnya saja.
Untuk pacek (pejantan) yang kami ternak pasti
menggunakan pacek(pejantan) yang pernah menang, baik dari anakan sendiri, atau
membeli lancuran punya teman yang kita jelas dan faham trahnya (selain
beternak, kami berusaha menjadi pemandu bakat yang baik untuk memoles “
lancuran hijau” dengan harga terjangkau kemudian kami latih untuk mencari “
dana”, dan jika menang selain bendera kita berkibar kami juga mendapat
“dana”..guna menutup biaya pakan dan biaya pembeliannya, sehingga diusahakan
harga calon pacek tersebut menjadi BEP alias nol rupiah) atau bisa juga sistem
hibah karena cacat atau lain hal sehingga seekor jawara/pejantan dari teman di
lepas / di hibahkan pemiliknya ke kandang kami untuk dikembangkan.
Lain halnya dengan peternak instant dengan
modal keuangan yang sangat mencukupi mereka bisa saja mengadopsi(membeli)
indukan dengan harga puluhan atau belasan juta perekor tapi menilik salah satu
kekurangannya, ketika kita tidak faham karakter dan trah sebelumnya dari calon
pejantan tersebut secara detail, dan hanya mendengar/melihat calon pejantan itu
ketika dulu menjadi pemenang di arena ketika ditangan orang lain, dan bila
kita berani meminang ayam tersebut dengan harga mahal maka sangat
beresiko untuk diternak karena anakannya bisa diluar dari apa yang kita
prediksikan, selain itu konsekuensinya harga anakan yang dihasilkan menjadi
mahal, jadi kita tidak heran jika ada peternak karena alasan adopsi indukan
dengan harga belasan juta rupiah perekor, sehingga mereka " harus" menjual anakan umur 3
bulan rata rata diatas satu juta rupiah, meski belum tentu anakan tersebut nantinya jika menjadi dewasa(lancuran) akan berkualitas bagus. karena harga anakan yang mahal tersebut untuk menutup biaya
pembelian kedua indukan yang mahal
Jadi pintar pintar kita memilih dan menyiasati
dalam membeli dan beternak ayam aduan karena tidak semua anakan ayam mahal itu
berkualitas bagus baik untuk di adu dikontes maupun diternak.
Jadi hati hati saja
Salam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar