Kotak Penelusuran

Jumat, 03 Mei 2013

INDUKAN BERHARGA MURAH..BAGAIMANA KUALITAS ANAKANNYA...?????




Ketika saya menulis diblog Tarian Naga farm tentang “Kriteria Harga Ideal Lancuran di Kandang” ada  beragam tanggapan dari rekan rekan baik lewat pesan singkat (SMS), bbm,  atau pesan lewat media online yang saya ikuti, tapi dari semuanya ada salah satu pertanyaan dari rekan “..R….” yang menggelitik saya,.....

dengan sedikit nada protes beliau bertanya yang intinya dengan Rp satu juta apakah kita bisa mendapat indukan ( pacek & babon) berkualitas, pertama saya jawab:  ditulisan saya hanya contoh saja pak, jadi bapak bisa mengkorelasikan dengan harga indukan yang lebih tinggi(mahal) untuk contoh biaya penyusutan indukan,…tapi beliau tetap mengejar saya dengan pertanyaan yang pada intinya “pasti jenengan(penulis) punya rahasia bagaimana dengan pacek dan indukan berharga murah tapi menurunkan anakan berkualitas bagus seperti contoh di video Youtube anda dengan ID Bos Tumo…”

Kemudian saya jawab (mungkin ini merupakan senjata rahasia sebagian peternak juga…he…he…) untuk indukan betina(babon) untuk trah Bangkok, kami pakai betina dari trah Tumo yang sudah BEP( bernilai nol rupiah) sejak dulu, kemudian kami kawin silangkan dengan pejantan dari luar untuk menutup kekurangannya dan menghasilkan betina betina pilihan dan terseleksi, sedang biaya pakan betina betina pilihan dikandang tersebut sudah kami bebankan ke saudara jantan dan anakan jantan yang sudah kami jual sehingga semua biaya sudah tertutupi, dan dalam sepuluh tahun terakhir  kami hanya membeli tidak lebih dari enam ekor betina dari luar kandang kami itupun lewat seleksi kami dan sebagian besar adalah betina berdarah birma dan juga trah pakhoy untuk pengembangan ternak berikutnya saja.

Untuk pacek (pejantan) yang kami ternak pasti menggunakan pacek(pejantan) yang pernah menang, baik dari anakan sendiri, atau membeli lancuran punya teman yang kita jelas dan faham trahnya (selain beternak, kami berusaha menjadi pemandu bakat yang baik untuk memoles “ lancuran hijau” dengan harga terjangkau kemudian kami latih untuk mencari “ dana”, dan jika menang selain bendera kita berkibar kami juga mendapat “dana”..guna menutup biaya pakan dan biaya pembeliannya, sehingga diusahakan harga calon pacek tersebut menjadi BEP alias nol rupiah) atau bisa juga sistem hibah karena cacat atau lain hal sehingga seekor jawara/pejantan dari teman di lepas / di hibahkan pemiliknya ke kandang kami untuk dikembangkan.

Lain halnya dengan peternak instant dengan modal keuangan yang sangat mencukupi mereka bisa saja mengadopsi(membeli) indukan dengan harga puluhan atau belasan juta perekor tapi menilik salah satu kekurangannya, ketika kita tidak faham karakter dan trah sebelumnya dari calon pejantan tersebut secara detail, dan hanya mendengar/melihat calon pejantan itu ketika dulu menjadi pemenang di arena ketika ditangan orang lain, dan bila kita  berani meminang ayam tersebut dengan harga mahal maka sangat beresiko untuk diternak karena anakannya bisa diluar dari apa yang kita prediksikan, selain itu konsekuensinya harga anakan yang dihasilkan menjadi mahal, jadi kita tidak heran jika ada peternak karena alasan adopsi indukan dengan harga belasan juta rupiah perekor, sehingga  mereka " harus" menjual anakan umur 3 bulan rata rata diatas satu juta rupiah, meski belum tentu anakan tersebut nantinya jika menjadi dewasa(lancuran) akan berkualitas bagus. karena harga anakan yang mahal tersebut untuk menutup biaya pembelian kedua indukan yang mahal

Jadi pintar pintar kita memilih dan menyiasati dalam membeli dan beternak ayam aduan karena tidak semua anakan ayam mahal itu berkualitas bagus baik untuk di adu dikontes maupun diternak.

Jadi hati hati saja

Salam,

Tidak ada komentar: